Cara mendapatkan sumber berita paling ideal
Observasi Langsung
Sumber ini paling meyakinkan para konsumen berita, karena para jurnalis mengamati secara langsung peristiwa yang terjadi. Terdapat kepercayaan yang besar dari perusahaan media dan konsumen kepada para jurnalis dalam menghimpun fakta melalui observasi.
Sumber ini paling meyakinkan para konsumen berita, karena para jurnalis mengamati secara langsung peristiwa yang terjadi. Terdapat kepercayaan yang besar dari perusahaan media dan konsumen kepada para jurnalis dalam menghimpun fakta melalui observasi.
Misalkan ada tragedi pesawat jatuh
karena menabrak gunung, maka diharapkan para jurnalis dapat menggambarkan
secara deskriptif terhadap kejadian tersebut yang dirasakan oleh jurnalis yang
berada di lapangan.
Sekembalinya
dari lapangan, jurnalis juga harus memperdalam data yang dia dapatkan dari
lapangan yang disebut sebagai pre-event. Langkah
ini dapat dilakukan dengan yang disebut sebagai cover
both sides di mana suatu isu bisa melibatkan dua sampai lebih
banyak pihak—sekarang bisa disebut juga sebagai cover all
sides. Hal ini dilakukan agar dapat memverifikasi data yang
diperoleh.
Sistem Beat
Semua
perusahaan media saat ini menerapkan sistem beat. Sistem ini
mengarahkan para jurnalisnya untuk memegang bidang tertentu. Pembagian ini bisa
berdasarkan wilayah atau bidang-bidang dalam suatu media, contohnya bidang
politik, hukum, olahraga, entertainment,
metropolitan, atau ekonomi. Bahkan, dari bidang-bidang tersebut bisa diperkecil
lagi, misalkan ada yang khusus menjaga pos Istana Negara, kantor KPK, markas
Polda Metro Jaya, ataupun markas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Sistem beat ini terbukti lebih efektif untuk memfokuskan
jurnalis sehingga pengetahuan yang dimiliki jurnalis lebih dalam lagi karena
sehari-hari banyak menghabiskan waktu untuk bidang-bidang tersebut.
Contohnya jurnalis yang ditempatkan
di Istana Negara akan sering berhubungan langsung dengan Johan Budi selaku juru
bicara presiden. Dengan penempatan itu, jurnalis sudah paham secara mendalam
seluk beluk kepribadian dan kejanggalan yang muncul apabila sedang mengejar
informasi dari Johan Budi karena telah ditempatkan setiap hari di sana.
Wawancara
Terdapat tiga prinsip dasar dari
wawancara, yaitu:
1. Wawancara pada dasarnya adalah
perbincangan antara dua pihak untuk mendapatkan informasi yang akan disampaikan
kepada publik. Pembicaraan ini merupakan pertukaran informasi yang bisa
memunculkan suatu kebenaran.
2. Bukan berarti jurnalis menjadi
banyak bicara saat wawancara. Justru yang seharusnya banyak bicara adalah yang
diwawancara karena orang tersebut yang memiliki informasi yang jurnalis
inginkan. Menjadi tugas jurnalis untuk menggali informasi tersebut lewat
wawancara.
3. Jurnalis dianjurkan agar menjadi
ahli setelah mewawancarai narasumber terhadap suatu topik tertentu. Dalam hal
ini, jurnalis dengan narasumber harus sama-sama terbuka dan berterus terang
agar keduanya sama-sama mendapatkan keuntungan.
Selain ketiga hal di atas, kunci yang harus
diingat jurnalis untuk bisa melakukan wawancara yang baik adalah mendengarkan
narasumber dengan baik.
Komentar
Posting Komentar